• BUDIDAYA GAHARU SANGAT PROSPEKTIF

    inokulasi batang

    Dikutip dari harian Suara Muria, terbit 30 Oktober 2017.

    PAKIS AJI- Budi daya tanaman gaharu di Kota Ukir sudah lama ditekuni sejumlah warga. Namun karena tak mengetahui metode budi daya yang benar, nilai jual kayu gaharu pun tak jauh beda dengan harga kayu lainnya. Padahal jika dibudidayakan dengan cara yang tepat, tanaman yang secara internasional sudah dicap langka dan dilindungi ini memiliki nilai jual yang fantastis.


    Kayu dengan kualitas terbaik, harga jualnya bisa mencapai puluhan hingga ratusan juta rupiah per kilogramnya. Ketua Gaharu Lumajang Community (GLC) Unit Karesidenan Pati Eko Rismanto mengatakan, jika Jepara sebenarnya cocok untuk budi daya tanaman gaharu.

    Baik dari kontur tanah maupun dari cuacanya. Pihaknya merekomendasikan gaharu jenis Gyrinops versteegii. Sebab selain lebih mudah dibudidayakan, daun dan bijinya juga memiliki nilai jual.

    inokulasi batang

    ”Usia tanaman gaharu hingga siap panen adalah 6-7 tahun. Jika yang dibudidayakan adalah jenis Gyrinops versteegii, maka daunnya bisa dijual untuk teh. Sementara itu, bijinya untuk kopi,” kata Eko Rismanto saat melakukan inokulasi tanaman gaharu di Desa Plajan, Kecamatan Pakis Aji, Minggu (29/10).
    inokulasi kediri

    Untuk daun gaharu basah harganya Rp 5 ribu/kilogram, ranting Rp 35 ribu per kilogram, untuk biji Rp 50 ribu/- kilogram. Sementara itu, batang pohon gaharu kualitas terjelek 55 ribu/kilogram. Adapun yang berkualitas baik atau yang dipastikan bisa menghasilkan minyak bisa mencapai puluhan hingga ratusan juta juga tiap kilogramnya.
    terbit 30 Oktober 2017

    Dengan harga jual sebesar itu, gaharu dapat mengangkat perekonomian warga. Agar bisa menghasilkan kualitas kayu gaharu yang baik dengan ciri memiliki galeh (bagian dalam pohon) berwarna hitam, maka perlu disuntik (inokulasi). Yakni dengan memasukkan bakteri ke dalam batang.

    Untuk pasar sendiri, Eko memastikan jika pasar penjualan sangat besar. GLC menyediakan pasar untuk tanaman gaharu, selain juga menyediakan bibit ataupun pemberian pendampingan hingga siap panen. ”Di Jepara sudah lama dan banyak petani yang tanam gaharu. Tapi karena tidak tahu metode budi daya yang tepat, harga jual gaharunya rendah.

    Akhirnya trauma. Sehingga kami ada untuk menengahi kondisi itu. Satu hal lain, karena gaharu merupakan tanaman dilindungi, maka jika dijual harus jelas asal usulnya. Nah, kami mendampingi dalam hal itu semua,” tandasnya.(adp- 48)

    Bagikan artikel ke:

    Facebook Google+ Twitter
  • 0 komentar:

    Posting Komentar